Lakon - Tulus

Sebagaimana mahluk hidup yang terdiri dari jasmani dan rohani. Kalau jasad saja tentunya tidak bisa disebut mahluk hidup, melainkan mayat atau bangkai. Begitupun lakon dan tulus . Lakon (aktifitas / sebagaian orang menyebutnya amal)  diibaratkan kulitnya atau jasadnya, sedangkan ruhnya adalah tulus (ikhlas).

Engkau akan bisa konsentrasi dengan aktifitas yang engkau lakukan bila engkau menganggap aktifitas tersebut penting. Bila tidak penting, engkau tidak akan fokus terhadap aktifitas itu. Bagaimana bisa tulus kalau tidak fokus ; tidak konsentrasi?

Sebenarnya secara teori seseorang tidak bisa tidak tulus ; tidak mungkin tidak fokus. Otomatis akan fokus konsentrasi terhadap sesuatu yang penting.

Saat engkau dipanggil presiden untuk menghadap di Istananya, dan disampingmu adalah seorang RT dari lingkunganmu. Secara otomatis engkau pastinya tulus memperhatikan presiden daripada memperhatikan si RT. Kalau sampai engkau mengabaikan presiden demi si RT tentu perlu ditanyakan mengapa? Dan pasti akan ada konsekuensi yang akan engkau terima dari prilakumu tersebut.

Namun kenyataannya sering berbeda dari teorinya. Ketika melakukan sembahyang misalnya, fokusmu dimana?

Disaat seorang raja atau presiden mempunyai hobi koleksi ikan koi, kemudian engkau hendak memberikan hadiah kepadanya tentunya engkau akan memberikan ikan koi yang masih hidup bukan yang sudah mati. Harus ada 2 ; jasad dan nyawanya. Sama halnya dengan lakon aktifitas harus tulus supaya ada jasmani dan rohaninya.

Sebaik apa kualitas aktifitasmu tergantung setulus apa engkau melakukannya.