Wayang merupakan budaya asli Indonesia yang berkembang pesat di Jawa dan Bali. UNESCO sudah menetapkan wayang dari Indonesia sebagai warisan dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur. Belum ada bukti berupa catatan yang jelas bahwa wayang sudah ada sebelum agama Hindu-Budha menyebar di jawa.
Pertunjukan wayang telah terbukti efektif digunakan sebagai media penyebaran agama. Ketika Hindu masuk ke jawa dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, pertunjukan ini sangat efektif untuk menyebarkan agama Hindu. Cerita yang digunakan adalah Ramayana dan Mahabarata.
Ketika agama Islam datang di Jawa, pertunjukan wayang juga menjadi media yang sangat efektif untuk menyebarkannya. Adalah wali songo (Sunan Kalijogo) yang piawai memanfaatkan budaya yang ada sebagai cara untuk menyebarkan agama Islam.
Misionaris Katolik juga ada yang mencoba menggunakan media pertunjukan wayang. Namun, keefektifannya tidak sebaik pada zaman penyebaran agama Hindu dan Walisongo.
Walisongo sangat jenius dalam memainkan seni budaya Jawa. Dalam dunia pewayangan, mereka tidak menghilangkan apa yang sudah ada, namun mereka memperbaiki sudut pandangnya. Misalkan kata dewa tidak dihilangkan, namun maknanya direduksi yang pada masa Hindu-Budha setingkat tuhan sekarang maknanya setingkat manusia (mahluk/ciptaan tuhan). Inilah salah satu sebab walisongo diterima masyarakat jawa secara luas, karena cara mereka halus dan indah.
Dan ketika mereka mencoba menjelaskan sifat-sifat tuhan istilah Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, dan Gusti Kang Murbeng Dumadi digunakan, yang kurang lebih maknanya sejajar dengan: Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa dan Tuhan Penguasa Kehidupan.
Setiap tanggal 7 November diperingati Hari Wayang Sedunia dan Hari Wayang Nasional. Tanggal ini diambil sebagai hari wayang karena baru pada tanggal 7 November 2003 lah UNESCO mengakui wayang sebagai warisan budaya dunia. Pagelaran wayang sekarang tidak hanya di Indonesia, namun juga sering digelar di manca negara.
Wayang merupakan karya yang hebat, ini jelas membuktikan bahwa jawa sebelum kedatangan Hindu-Budha sudah mempunyai cendekia dan budaya yang hebat. Kita semua berpotensi menjadi orang hebat. Joko Said (Raden Said) menambahkan tokoh gareng, semar, petruk, dan bagong. Empat tokoh ini menjadikan wayang semakin kaya nilai dan semakin menarik.
Dari perkembangan wayang ini menunjukkan bahwa budaya orang Jawa pada dasarnya adalah budaya yang terbuka, toleran terhadap budaya lain. Yang baik diterima, yang buruk ditinggalkan (seng njowo ditompo, seng ora njowo ditinggalno).
Pertunjukan wayang telah terbukti efektif digunakan sebagai media penyebaran agama. Ketika Hindu masuk ke jawa dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, pertunjukan ini sangat efektif untuk menyebarkan agama Hindu. Cerita yang digunakan adalah Ramayana dan Mahabarata.
Ketika agama Islam datang di Jawa, pertunjukan wayang juga menjadi media yang sangat efektif untuk menyebarkannya. Adalah wali songo (Sunan Kalijogo) yang piawai memanfaatkan budaya yang ada sebagai cara untuk menyebarkan agama Islam.
Misionaris Katolik juga ada yang mencoba menggunakan media pertunjukan wayang. Namun, keefektifannya tidak sebaik pada zaman penyebaran agama Hindu dan Walisongo.
Walisongo sangat jenius dalam memainkan seni budaya Jawa. Dalam dunia pewayangan, mereka tidak menghilangkan apa yang sudah ada, namun mereka memperbaiki sudut pandangnya. Misalkan kata dewa tidak dihilangkan, namun maknanya direduksi yang pada masa Hindu-Budha setingkat tuhan sekarang maknanya setingkat manusia (mahluk/ciptaan tuhan). Inilah salah satu sebab walisongo diterima masyarakat jawa secara luas, karena cara mereka halus dan indah.
Dan ketika mereka mencoba menjelaskan sifat-sifat tuhan istilah Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Tunggal, dan Gusti Kang Murbeng Dumadi digunakan, yang kurang lebih maknanya sejajar dengan: Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa dan Tuhan Penguasa Kehidupan.
Setiap tanggal 7 November diperingati Hari Wayang Sedunia dan Hari Wayang Nasional. Tanggal ini diambil sebagai hari wayang karena baru pada tanggal 7 November 2003 lah UNESCO mengakui wayang sebagai warisan budaya dunia. Pagelaran wayang sekarang tidak hanya di Indonesia, namun juga sering digelar di manca negara.
Wayang merupakan karya yang hebat, ini jelas membuktikan bahwa jawa sebelum kedatangan Hindu-Budha sudah mempunyai cendekia dan budaya yang hebat. Kita semua berpotensi menjadi orang hebat. Joko Said (Raden Said) menambahkan tokoh gareng, semar, petruk, dan bagong. Empat tokoh ini menjadikan wayang semakin kaya nilai dan semakin menarik.
Dari perkembangan wayang ini menunjukkan bahwa budaya orang Jawa pada dasarnya adalah budaya yang terbuka, toleran terhadap budaya lain. Yang baik diterima, yang buruk ditinggalkan (seng njowo ditompo, seng ora njowo ditinggalno).