Pengenalan-Nya

Pertama-tama engkau harus yakin - 'ojo mamang' - bahwa semua keputusanNya kepadamu adalah pasti yang terbaik buatmu, apapun bentuknya, yang terasa menyenangkan atau terasa menyakitkan.

Ketika engkau sakit bisa jadi itu merupakan bentuk pengenalanNya kepadamu. Pengenalan seperti ini jauh lebih baik dari pada usahamu untuk mengenalNya.

Bila engkau sedang berusaha mendekati seseorang  yang engkau cintai, kemudian suatu saat dia mencubitmu sampai kulitmu terasa sakit, bukankah itu menyenangkan. Ternyata dia ada perhatian kepadamu. Kemauannya untuk mengenalmu itu jauh lebih berarti daripada 'pdkt'  yang engkau usahakan.

Biasanya ketika sedang sakit engkau tidak bisa berbuat baik sebanyak ketika engkau sedang sehat. Hal itu jangan membuatmu risau. Jangan mengeluh tidak bisa berbuat baik gara-gara sakit.  Maksudnya jangan menyalahkan sakit karena  tidak bisa berbuat baik. 

Bukankah engkau tahu, bahwa tujuan itu lebih utama dari pada prosesnya. Kalau tujuan sudah tercapai, untuk apa mengeluhkan proses umum yang tidak terlewati? Meskipun proses yang tidak umum itu terkadang menyakitkan.

Ketika engkau pergi ke suatu tempat, ada jalan pintas yang tersedia namun biasanya jalan pintas itu meskipun lebih cepat dia lebih sulit untuk dilalui.

Kekasihmu meminta untuk dibelikan bakso. Setelah dibungkus kalian pulang bersama.  Diperjalanan dia menggodamu, menggelitikmu sehingga bakso yang kamu bawa jatuh, tumpah semua. Bagaimana sikapmu? Apakah engkau marah padanya? Apakah engkau menganggap bakso tidak penting? Sehingga diperintah  tidak jalan. Disini akan terlihat jelas apa tujuanmu. Baksonya atau dia? 

Pastinya terhadap tuhanmu jauh melebihi analogi-analogi diatas dan proses pengenalan-Nya sangatlah bermacam-macam.